
Abstrak
Biomassa limbah lignoselulosa dapat dinilai kembali dengan memecah struktur kompleksnya menjadi biopolimer utamanya – lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Studi ini mengeksplorasi produksi selulosa asetat dari ampas agave yang telah diolah terlebih dahulu menggunakan pelarut eutektik dalam (DES). Delignifikasi yang dioptimalkan dicapai dengan DES dan material dianalisis menggunakan mikroskop elektron pemindaian (SEM), spektroskopi inframerah transformasi Fourier (FTIR), dan pengukuran indeks kristalinitas (CrI). Selulosa asetat diproduksi melalui asetilasi heterogen, dan derajat substitusi (DS) dan esterifikasi (ED) ditentukan. Asetat dianalisis lebih lanjut dengan FTIR dan analisis termal, khususnya analisis termogravimetri (TGA) dan kalorimetri pemindaian diferensial (DSC). Perlakuan awal pelarut eutektik dalam, terutama menggunakan ChCl-LA dan ChCl-OxA, mengubah serat ampas agave, meningkatkan aksesibilitas selulosa. ChCl-LA DES adalah yang paling efektif, menghilangkan 38,99% lignin. Gambar mikroskop elektron pemindaian menunjukkan kekasaran serat, dan FTIR mengonfirmasi dekonstruksi lignin. ChCl-LA mengurangi polimerisasi menjadi 718 dan ChCl-OxA menguranginya menjadi 326. Difraksi sinar-X mengungkapkan peningkatan kristalinitas dalam semua kasus. Asetat mencapai %ED dan DS tertinggi ketika kolin klorida-asam laktat (ChCl-LA) digunakan, dengan %ED 46,11% dan DS 2,7. ChCl-Gly, meskipun kurang efektif dalam modifikasi struktural, mempertahankan derajat polimerisasi (DP), membuatnya cocok untuk aplikasi yang memprioritaskan retensi polimer. Analisis termal asetat menunjukkan hasil yang serupa dengan asetat komersial. Temuan ini menyoroti fleksibilitas DES dalam memodifikasi bahan lignoselulosa untuk aplikasi industri.